Tuesday, January 17, 2012

Perlukah Multiple Intellegences Anak?

Kecerdasan Majemuk ( Multiple Intellegences ) pada anak jaman sekarang merupakan hal yang mutlak. Kenapa di tulis begitu? coba saja lihat keadaan di sekitar kita. Anak-anak yang baru lulus TK dan akan masuk SD harus sudah bisa CALISTUNG (membaca,menulis,dan berhitung), mengenal huruf hijaiyah dan mandiri.

Yang seharusnya diusia TK waktunya anak-anak belajar sambil bermain, dan mengeksplorasi sekitarnya. Hal ini menjadikan anak begitu kompetitif dengan temannya. Dan para orang tua dituntut untuk memaksimalkan kecerdasan anak secara majemuk.



Menurut Prof. Gardner yang menemukan teori kecerdasan majemuk ( Multiple Intellegence ), bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan salah satu kecerdasan hingga puncak.

Dalam buku konsep dan makna pembelajaran (Sagala, 2005 : 84) memaparkan 8 kecerdasan yaitu kecerdasan verbal/bahasa, kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial/visual, kecerdasan tubuh/kinestetik, kecerdasan musical/ritmik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan spiritual.

1. Kecerdasan Verbal/Bahasa

Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan akan makna dan urutan kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan dan memaknai arti yang kompleks. Anak akan belajar lewat kata-kata yang terucap atau tertulis.

Contoh :  ahli bahasa, sastrawan, orator, pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.

2. Kecerdasan Logika/Matematika

Kecerdasan ini termasuk yang paling mudah dilihat dan diukur. Anak senang belajar melalui cara argumentasi dan penyelesaian masalah. Kecerdasan ini juga pas ditampilkan di dalam kelas. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik.

Contoh : auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

3. Kecerdasan Spasial/Visual

Kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu mencipta ulang dunia visual. Anak belajar secara visual dan mengumpulkan ide-ide. Mereka lebih berpikir secara konsep (holistik) untuk memahami sesuatu. Kemampuan untuk melihat ‘sesuatu’ di dalam kepalanya itu mampu membuat dirinya pandai memecahkan masalah atau berkreasi.

Contoh : pelukis, pematung, programmer komputer, desainer, arsitek.

4. Kecerdasan Tubuh/Kinestetik

Kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitasnya. Kecerdasan ini tak sepenuhnya bisa dianggap sebagai cerminan dari anak yang terlihat ‘sangat aktif’. Kecerdasan ini lebih senang berada di lingkungan dimana ia bisa memahami sesuatu lewat pengalaman nyata.

Contoh : ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.

5. Kecerdasan Musikal/Ritmik

Kecerdasan ini senang mendengarkan pola-pola, musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Termasuk, bukan hanya pola belajar auditori tapi juga mempelajari sesuatu lewat identifikasi menggunakan panca indera. Bentuk kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas untuk mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.

Contoh : DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini belajar melalui interaksi dengan orang lain. Kecerdasan ini mengutamakan kolaborasi dan kerjasama dengan orang lain.

Contoh : administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.


7.Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Anak belajar melalui perasaan, nilai dan sikap.

Contoh : ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

8. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen “nilai” yang ditambahkan padanya.

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada bagian yang paling dalam diri kita.

Contoh : Ulama, pendeta, biksu dan lain sebagainya.

Referensi:

- www.wyethindonesia.com

-nuritaputranti.wordpress.com

-www.gepembri.org

0 comments:

Post a Comment